Pernahkah kamu mendengar istilah "Generasi Sandwich"? Istilah ini mungkin sudah familiar bagi sebagian orang. Hal ini tidak berhubungan dengan makanan, melainkan merujuk pada generasi yang memiliki tanggung jawab ganda. Seperti bertanggung jawab atas keuangan dirinya sendiri, orang tua, pasangan serta anak-anaknya. Generasi sandwich seringkali dihadapkan pada tantangan keuangan yang kompleks, sehingga perlu memiliki strategi yang efektif untuk mengatasi berbagai risiko keuangan yang mungkin saja terjadi.

Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai strategi mudah dalam mengatur keuangan bagi generasi sandwich, agar dapat mengatur keuangan dengan lebih baik guna mencapai tujuan keuangan yang aman.

Tipe Generasi Sandwich

Generasi Sandwich dapat dibagi menjadi tiga kategori, yakni:

1.   Open-Faced Sandwich Generation

Generasi ini terdiri dari individu yang sudah menikah tetapi belum memiliki anak. Selain harus memenuhi kebutuhan keluarga inti, tetapi juga bertanggung jawab terhadap keuangan orang tua.

2.   Club Sandwich Generation

Generasi ini menanggung beban yang lebih besar, karena mereka bertanggung jawab terhadap keuangan keluarga inti, anak-anak, orang tua bahkan kakek neneknya. Biasanya, generasi ini berasal dari keluarga besar yang melibatkan beberapa generasi di dalamnya.

3.   Traditional Sandwich Generation

Generasi ini memiliki tanggung jawab terhadap orang tua yang lanjut usia, pasangan, dan anak-anak. Namun tidak hanya keuangan, melainkan juga dukungan fisik dan emosional, serta kemungkinan besar kondisi ini akan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Strategi untuk Mengatur Keuangan Bagi Generasi Sandwich

Sangat penting bagi generasi ini untuk memiliki strategi mengelola keuangan yang efektif. Berikut beberapa langkah mudah yang bisa diikuti:

1.  Membuat Perencanaan Keuangan

Catatlah setiap pemasukan dan pengeluaran secara rinci, karena dengan mencatatnya kamu dapat mengetahui jumlah uang yang dimiliki saat ini, melihat hutang (jika ada), dan menjaga agar arus kas tetap positif.

2.  Komunikasi dengan Orang Tua dan Keluarga

Kurangnya komunikasi terbuka antara orang tua dan keluarga, sering kali menyebabkan kesalahpahaman dalam hal keuangan. Namun kamu memiliki peran untuk mengedukasi orang tua dan keluarga tentang skala prioritas kebutuhan.

3.  Membuat Skala Prioritas

Sangat penting untuk kamu menyusun daftar kebutuhan utama dan penuhilah kebutuhan yang terpenting lebih dulu. Ingatlah bahwa kebutuhan pribadi tetap harus diperhatikan, terutama jika sudah memiliki keluarga.

4.  Siapkan Dana Darurat

Penting untuk selalu menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat agar bisa mengatasi kebutuhan yang tidak terduga dan sebaiknya hindari mengambil uang dari dana darurat kecuali dalam situasi yang sangat mendesak.

5.  Hindari Berhutang

Pikirkan dengan matang sebelum hendak berhutang atau memilih cicilan, pastikan keuanganmu mendukung untuk membayarnya. Namun akan lebih baik hindari berhutang jika memungkinkan.

6.  Cari Penghasilan Tambahan

Tambah sumber penghasilan, jangan hanya bergantung pada satu pekerjaan saja. Cobalah upgrade diri dan optimalkan skill yang dimiliki atau mencari peluang pendapatan tambahan seperti berjualan online atau freelance.

7.  Jaga kesehatan fisik dan pikiran

Tetaplah menjaga kesehatan fisik dan pikiran, hindari stres berlebihan, dan perhatikan gaya hidup yang mendukung kesehatan.

Dengan menerapkan strategi ini, kamu dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan mengambil tindakan positif untuk masa depan keuangan yang lebih aman. Ingatlah bahwa perubahan kecil apapun dalam kebiasaan keuangan sehari-hari dapat memiliki dampak besar pada keberlanjutan keuangan jangka panjang.